Sabtu, 03 Desember 2016

Mengungkap Strategi Marketing Khong Guan hingga Bisa Eksis Sampai Sekarang


Sobat, pernah terpikir nggak, kalau Khong Guan adalah biskuit yang selalu eksis dari berpuluh-puluh tahun yang lalu sampai sekarang. Padahal kalau dilihat dari produknya dari dulu sampai sekarang kelihatannya hampir tidak ada inovasi yang berarti. Desain kemasannya dari dulu sampai sekarang nggak berubah, isinya pun nggak banyak berubah.

Selain itu, Khong Guan juga keliatannya jarang banget ngiklan di TV atau media lainnya. Tapi di hari raya, hampir di setiap rumah selalu ada. Terus, apa yang bisa membuat Khong Guang eksis dari dulu sampai sekarang?

Dalam bisnis, ternyata inovasi bukan segalanya. Jadi kalau ada yang bilang tanpa inovasi, bisnis bakal mati, ternyata belum tentu. Khong Guan adalah bukti bahwa tidak harus banyak inovasi untuk bisa bertahan. 

Nah, kali ini kita akan bahas bagaimana strategi marketing Khong Guan yang membuatnya eksis. Tapi ini saya nggak tau, apakah strategi ini disengaja atau tidak.

1. Produk yang bervariasi

Kita tentu sudah tau kalau di kaleng Khong Guan ada beberapa macam biskuit yang bisa dipilih. Jadi, orang yang beli 1 kaleng dapat beberapa jenis biskuit. Jadi nggak perlu beli beberapa kaleng biskuit. Mungkin itu salah satu alasan kenapa orang beli Khong Guan.

2. Desain kemasan

Kalau kita lihat, kemasan Khong Guan dari jaman dulu sampe sekarang nggak berubah-ubah. Ada seorang ibu dan 2 anaknya yang sedang menikmati biskuit di meja makan. Gambarnya kelihatan jadul sekali. Padahal kalau disesuaikan dengan jaman sekarang bisa aja diganti dengan penampilan yang lebih modern, dengan baju jaman sekarang dan ada gadget di meja makan, misalnya.

Tapi ternyata Khong Guan lebih memilih terus menggunakan desain lama tersebut. Karena itu sudah menjadi ciri khasnya. Malah dari situ, justru ada orang-orang yang mengedit gambarnya dan memposting di media sosial. Lumayan kan dipromosikan gratis.

3. Bentuk kaleng

Kalau kita lihat, bentuk kaleng Khong Guan berbeda dari kaleng biskuit lainnya. Biasanya, kaleng biskuit bentuknya seperti tabung dan ukurannya tidak terlalu besar. Ya, walaupun kaleng Khong Guan ada juga yang seperti itu, tapi yang paling eksis adalah yang bentuknya persegi dengan ukuran yang besar.

Dengan bentuk kaleng yang ukurannya besar, maka wajar kalau bekas kaleng biskuit ini sering dijadikan tempat menyimpan krupuk oleh tukang bubur, kupat, dan lain sebagainya. Setiap pembeli tentu akan juga melihat Kaleng Khong Guan yang ciri khasnya nggak berubah dari dulu. Sekarang kalau ada 1000 pedagang aja yang menggunakan kaleng Khong Guan dan masing-masing pedagang pembelinya 100 orang per hari kan lumayan tuh, promosi gratisnya.

Belum lagi di rumah-rumah, kaleng Khong Guan sering dijadikan tempat menyimpan krupuk, ranginang, emping, atau lain sebagainya. Jadi walaupun si yang punya rumah biskuit Khong Guannya sudah habis, kalengnya bisa jadi masih sering dipajang di meja ruang tamu ketika hari raya. Hitung sendiri kalau kurang dari 1% saja dari setiap rumah ada kaleng Khong Guan di ruang tamu, dan disuguhkan pada tamu yang datang, berapa orang yang lihat kaleng Khong Guan yang sudah jadi ciri khas itu. Promosi gratis lagi, kan.


4. Dipromosikan orang di media sosial dan situs online

Nah, kalau tadi sudah dibahas kalau Khong Guan dipromosikan gratis oleh para pedagang setiap harinya, juga dipromosikan di rumah-rumah terutama setiap hari raya, ternyata itu juga membuat Khong Guan dipromosikan di media sosial dan situs online. 

Seperti yang dibahas sebelumnya, desain kemasan yang tidak berubah membuat segelintir orang tertarik untuk mengedit gambar ibu dan anak di kemasan tersebut. Ada juga yang menanyakan kemanakah ayahnya, karena di kaleng cuma terlihat ibu dan anak. Selain itu karena di banyak rumah saat hari raya ada kaleng Khong Guan padahal isinya belum tentu biskuit Khong Guan, itu juga sering dibicarakan di media sosial sebagai candaan dan banyak juga yang membuatkan meme. Promosi gratis lagi, kan.

Nah, itu dia strategi marketing yang entah disengaja atau tidak telah mempengaruhi hingga Khong Guan masih eksis sampai sekarang. Bahkan kabarnya di Surabaya sampai ada tugu Khong Guan. Lalu, apa yang bisa kita pelajari dari Khong Guan?

Kalau kita perhatikan, nggak cuma Khong Guan yang bisa eksis tanpa harus berinovasi secara ekstrim mengikuti perubahan jaman. Banyak juga bisnis-bisnis lain yang mungkin di sekitar kita masih eksis dengan mempertahankan ciri khasnya. Artinya sebuah produk agar bisa bertahan harus memiliki ciri khas yang berbeda, yang menarik perhatian orang.Tidak hanya produk yang dikonsumsi atau digunakan, tapi juga pada kemasannya. 

Pertahankan ciri khas tersebut tapi bukan berarti anti inovasi. Inovasi memang seringkali tidak bisa diabaikan, tergantung juga pada kondisi dan jenis produknya.

Silakan komentar dengan baik dan bijak. Sesuai dengan artikel yang dibaca :)
EmoticonEmoticon