Selasa, 21 Januari 2014

Kisah seorang kakek memindahkan gunung


Suatu ketika di sebuah desa hiduplah sang kakek seorang diri. Ia tinggal di desa yang berbeda dengan keluarganya.

Sebenarnya jarak antara desanya dan desa sanak saudaranya tak begitu jauh. Namun karena ada gunung yang menghalangi, ia pun harus memutar amat jauh atau memanjat gunung tersebut. Desa tempat si kakek tinggal memang terhalang gunung untuk akses keluar dari desa tersebut. Seluruh warga desa tersebut pun harus memutar cukup jauh, atau memanjat gunung tersebut.

Suatu ketika muncullah ide dari si kakek untuk memindahkan gunung tersebut. Ia pun mengajak warga desa yang lain untuk memindahkan gunung tersebut. Namun apa yang orang lain katakan, justru si kakek dianggap gila karena ingin memindahkan gunung. Warga desa itu pun tentu tak ada yang mau diajak oleh si kakek.

Tapi si kakek tak putus asa. Akhirnya ia pun pergi ke gunung tersebut dengan membawa cangkul dan mulai menggali tanah di kaki gunung. Orang-orang menatapnya heran, "sedang apa kakek itu?" tanya warga. Si kakek pun menceritakan tujuannya. Namun setiap ada warga yang melihatnya, si kakek selalu dianggap aneh atau bahkan gila.

Ia tak peduli dengan omongan warga lain. Ia terus berusaha menggali tanah untuk memindahkan gunung tersebut yang menghalangi jalan dari desanya ke luar. Ia berjuang dari pagi hingga petang setiap hari tanpa menyerah.

Satu hari. . . dua hari. . .dan hari-hari berikutnya pun berlalu. Si kakek tetap masih konsisten untuk berusaha memindahkan gunung dengan cangkulnya itu. Di saat itulah ada seorang pemuda yang takjub melihat semangat si kakek yang setiap hari tak kenal menyerah walau dianggap gila oleh orang lain, walau gunung itu begitu besar dan kakek itu sudah tua. Sepertinya itu adalah hal yang sia-sia belaka.

Kemudian si pemuda bertanya pada si kakek, "Wahai kakek, kenapa engkau berusaha memindahkan gunung? Padahal kan gunung itu terlalu besar, apalagi kau sudah tua?" tanya pemuda itu.

Si kakek pun tersenyum kemudian menjawab, "Ya, aku memang sudah tua, dan gunung itu memang sangat besar. Tapi aku akan berusaha sampai mati sekalipun. Karena jika akses jalan ini bisa dibuka, semua warga desa secara turun temurun akan bisa memanfaatkan akses ini. Dan aku yakin jika ada generasi lainnya setelahku yang meneruskan pekerjaanku ini, kemudian diteruskan oleh generasi berikutnya, mungkin gunung ini bisa dipindahkan," jawab si kakek.

Si pemuda pun tercengang dan semakin kagum pada semangan si kakek. Akhirnya mulai hari itu si pemuda juga membantu si kakek untuk memindahkan gunung tersebut. Begitu seterusnya setiap hari. Dan si pemuda juga mengajak warga desa lainnya. Satu per satu warga desa pun mulai ikut mengerjakan hal itu tanpa kenal lelah.

============================================

Dari pelajaran di atas kita bisa belajar dari si kakek. Si kakek yang mungkin usianya tidak lama lagi untuk memindahkan gunung yang begitu besar. Tapi ia tetap semangat dan memberikan kontribusi. Jika kita tarik dalam kehidupan saat ini. Gunung yang begitu besar bisa kita ibaratkan sebagai masalah negara seperti hutang negara, korupsi, bencana alam, ekonomi yang tertinggal, teknologi, dan banyak hal lainnya yang menjadi masalah negara. Mungkin kita takkan bisa menyelesaikan semua masalah negara, ibarat memindahkan gunung tadi. Tapi jika kita bisa memindahkan batu demi batu masalah dan semua orang pun mengikuti, bukan tak mungkin negara ini akan menjadi negara yang maju suatu saat kelak.

Silakan komentar dengan baik dan bijak. Sesuai dengan artikel yang dibaca :)
EmoticonEmoticon