Rabu, 20 Juni 2018

Cara Agar Move On dari Masalah


Sebenarnya apa sih artinya move on?

Move On terdiri dari dua kata, move, dan on. Move artinya pindah dan on artinya nyala (hehehe. . .). Jadi Move On itu bro artinya pindah nyala. Atau dengan kata lain. Pindah dari suatu kondisi yang galau, dan nyalakan semangat untuk berubah ke arah yang lebih baik.

Tapi banyak yang sulit dan memang praktiknya tidak gampang. Kebanyakan dari kita begitu mendapat masalah bawaannya selalu mengingat-ingat masalah itu. Walaupun masalah itu sudah menjadi masa lalu.

Ketika nyetir mobil, tentu ada kaca di depan, dan juga ada spion. Spion itu ibarat gambaran masa lalu kita. Tentu saat nyetir mobil, sesekali kita harus lihat spion. Tapi fokus utama kita adalah melihat ke depan. Melihat spion hanya pada saat-saat tertentu saja. Jika terlalu fokus pada spion, mobil bisa nabrak. Sama seperti hidup ini, masa lalu boleh kita ingat untuk mengevaluasi dan sebagai pembelajaran. Tapi fokus utama kita adalah di masa kini untuk menyambut masa depan yang lebih baik.

Tapi kan susah melupakan masa lalu?
Hadeuhhh. . . . . 

Gini, Misalkan kita nonton lawak di sebuah studio. Yang ngelawak misalakan si Sule.

Begitu Sule mulai ngelawak sampai acara selesai, semua penonton tertawa terbahak-bahak, bahkan ada yang hingga terpingkal-pingkal.

Hari berikutnya Sule ngelawak lagi di depan penonton yang sama pada tempat yang sama. Dan pada hari itu, bahan lawakannya sama percis. Semua penonton masih tertawa walau tidak seheboh di hari pertama.

Besoknya, Sule ngelawak lagi di depan penonton yang sama dan di tempat yang sama. Bahan lawakannya masih sama seperti sebelumnya. Ternyata yang ketawa saat itu sekitar 75% dari penonton.

Besoknya lagi, Sule ngelawak dan masih di depan penonton yang sama dan di tempat yang sama. Bahan lawakannya pun masih sama. Saat itu, yang tertawa tinggal setengahnya dari jumlah penonton yang ada.

Besoknya juga demikian dan yang ketawa tinggal seperempatnya. 

Besoknya lagi, ternyata tidak ada yang tertawa sama sekali.

Nah setelah itu, di hari ke tujuh, Sule ngelawak lagi di depan penonton yang sama, dengan bahan lawakan yang sama. Apa reaksi penonton. Rupanya bukan hanya tidak ada yang tertawa, semua penonton bahkan kesal dan melempar benda-benda ke panggung. Di antara mereka ada yang berteriak-teriak karena kesalnya dan lain sebagainya.

Saya, Anda, dan saya yakin kita semua, ketika kita menonton lawak dengan bahan lawakan yang sama tentu tertawanya akan semakin berkurang dan bahkan akan kesal jika terus menerus. Apa artinya? Artinya kita tidak bisa tertawa pada lelucon yang sama.

Pertanyaannya, jika kita tidak bisa tertawa pada lelucon yang sama. Kenapa kita bisa selalu menangis pada masalah yang sama?

Pada dasarnya ada tiga jenis waktu, masa lalu, masa kini, dan masa depan. Dan yang bisa kita genggam atau bisa kita isi adalah masa kini, ya, hanya masa kini. 

Masa lalu hanya bisa kita kenang, kita ingat, tapi takkan pernah bisa kita ubah. Jadi buat apa terus memikirka masa lalu. Sedangkan masa depan kita takkan pernah tau. Yang bisa kita lakukan hanyalah merencanakan. Dan buat apa juga kita mencemaskan masa depan.

Kita harus fokus pada masa kini, lakukan apa yang menjadi tujuan dan impian kita agar masa depan kita nantinya lebih baik dibandingkan masa lalu kita.

Karena Barangsiapa yang hari ini sama dengan hari kemarin maka ia merugi. Dan barangsiapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin maka ia celaka. Jadi, buatlah hari ini selalu lebih baik dari hari kemarin. Move on, pindahlah dari suatu kondisi yang kurang begitu baik dan nyalakan semangat untuk meraih kondisi yang terang benderang.

Silakan komentar dengan baik dan bijak. Sesuai dengan artikel yang dibaca :)
EmoticonEmoticon