Tampilkan postingan dengan label bisnis. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label bisnis. Tampilkan semua postingan

Senin, 04 September 2017

Tentang Bisnis, Memberi, dan Mendapatkan


Saat Bill Gates masih muda, komputer masih digunakan secara terbatas. Hanya di instansi-instansi tertentu, tapi masih banyak orang yang tidak atau belum menggunakan komputer. Saat itu Bill Gates membayangkan kalau ia ingin suatu saat nanti komputer bisa digunakan oleh semua orang, tidak hanya di instansi, tapi juga di rumah-rumah.
.
Hingga kemudian Bill Gates mendirikan Microsoft dan software-software buatan perusahaannya tersebut sekarang telah digunakan oleh hampir semua orang. Hal itu yang membuatnya menjadi orang terkaya di dunia.
Sementara saat Mark Zuckerberg membuat facebook bukanlah untuk mendapatkan uang atau penghasilan dari situs tersebut. Tapi ia ingin mahasiswa dan mahasiswi di kampusnya bisa saling terhubung dan berkomunikasi.
.
Hingga akhirnya ia membuat situs jejaring sosial tersebut. Situs tersebut kemudian berkembang, bukan hanya digunakan di kampusnya saja, tapi juga di kampus-kampus lainnya di Amerika. Yang kemudian berkembang lagi hingga saat ini digunakan di berbagai negara oleh miliaran orang di dunia. Dan Mark pun menjadi pemuda terkaya di dunia.
.
Banyak dari pengusaha lainnya pun seperti itu. Mereka berpikir tentang apa solusi yang bisa mereka buat, apa manfaat yang bisa mereka berikan. Hingga akhirnya mereka mendapatkan hasil yang pantas.
.
Jika kita merasa apa yang kita usahakan tak kunjung membuahkan hasil, lantas kita kecewa, stress, emosi, atau berganti-ganti usaha untuk mendapatkan keuntungan, namun juga tak didapat, bisa jadi, tujuan kita selama ini hanyalah untuk mendapatkan sesuatu, bukan untuk memberikan sesuatu.
.
Maka sepertinya kita perlu tanyakan pada diri kita apa solusi yang bisa kita berikan untuk kehidupan, apa manfaat yang kita bisa berikan melalui produk yang kita pasarkan.
Read More

Jumat, 23 Desember 2016

Dalam Bisnis, Lebih Baik Mengandalkan Data atau intuisi?

.
Dalam bisnis data menjadi suatu yang sangat penting. Produk apa saja yang laku dijual, dengan cara apa, dll, semuanya bisa diukur dengan data.
.
Tapi jangan remehkan juga intuisi. Intuisi menuntun inovasi dan menghadirkan sesuatu yang baru. Kadang, produk yang secara data tidak mendukung tapi ketika dijalankan dengan mengikuti intuisi akhirnya bisa jauh lebih sukses.
.
Misalnya Aqua, produk air minum dalam kemasan pertama di Indonesia. Awalnya, di beberapa tahun pertama enggak laku, bahkan perusahaannya hampir tutup. Setiap kali menawarkan dari rumah ke rumah banyak yang tidak mau membeli. Secara data bisa dibilang enggak mendukung. Indonesia negara yang kaya akan air. Setiap rumah ada sumur, kalau mau minum tinggal nimba, air di masak, dan air bisa diminum. Apalagi saat itu Aqua dijual dengan harga lebih tinggi dari harga bensin. 
.
Saat perusahaannya hampir tutup terpikirlah ide untuk menawarkan Aqua ke perumahan elit. Ternyata Aqua lebih bisa diterima hingga kemudian masyarakat biasa pun mulai menerima Aqua.
.
Contoh lain Pocary Sweat, hampir sama seperti Aqua, pocary sweat pun awalnya tidak laku. Padahal proses membuatnya telah melalui penelitian yang panjang. Tapi CEO Otsuka yang merupakan perusahaan yang memproduksi Pocary sweat percaya suatu saat minuman isotonik tersebut bisa laris. Maka ia pun memutuskan suatu keputusan yang mengejutkan, yaitu membagikan Pocary Sweat secara gratis ke seluruh Jepang. Awalnya perusahaan merugi sangat besar, tapi lama kelamaan Pocary sweat mulai diterima masyarakat bahkan hingga ke luar Jepang.
.
Dengan intuisi yang tajam, bisa membuat suatu produk masuk ke persaingan yang sulit. Misalnya di industri mie instan di Indonesia yang saat ini dikuasai Indofood (Indomie, Supermie, Sarimie) dan sebagian lagi wingsfood (Mie Sedaap). Mayora masuk dengan cara yang unik. Mereka justru menjual mie dengan harga yang lebih mahal dari harga mie instan lain. Mereka menamainya Bakmie mewah, dengan daging asli sebagai pembeda.
.
Ternyata strateginya cukup berhasil, bahkan Indomie pun akhirnya meluncurkan juga produk serupa, yaitu Indomie Realmeat.
.
Jadi, data dan intuisi adalah dua hal yang penting dalam bisnis.
Read More

Sabtu, 10 Desember 2016

Cara Pedagang Meningkatkan Penjualan dengan Mendekatkan Produk pada Customer

Foto via: Kompasiana

Dulu waktu kerja setiap hari naik bus. Dan setiap kali naik bus selalu ada pedagang yang berjualan di dalam bus.

Ada yang menarik, seenggaknya ada 2 cara pedagang yang jualan di dalam bus untuk menjual barangnya. Pedagang yang pertama dia akan berjalan di dalam bus sambil menjelaskan tentang barang dagangannya, berharap ada penumpang yang mau beli. Dan pedagang yang kedua persentasi terlebih dahulu tentang barang dagangannya dan harganya di hadapan penumpang, setelah itu ia akan berjalan dari depan ke belakang sambil membagi-bagikan produk yang ia jual pada penumpang tanpa menarik bayaran terlebih dahulu.

Ya, cara pedagang yang kedua ini menarik. Setelah ia membagi-bagikan produk jualannya pada para penumpang kemudian ia balik lagi ke bagian depan untuk mengambil kembali produk dagangannya itu dari masing-masing penumpang atau mengambil uang yang disodorkan oleh penumpang yang mau membeli produk tersebut. Dan ternyata cara yang kedua ini lebih banyak yang beli, atau nilai konversinya jauh lebih besar daripada cara pedagang yang pertama dalam menjual produknya.  

Karena kalau pedagang yang pertama hanya berharap ada penumpang yang tertarik akan produk yang ia jual dan memanggilnya, tapi cara pedagang yang kedua dengan membagikan terlebih dahulu produknya artinya ia membiarkan penumpang melihat lebih dekat atau bahkan bisa memegang produk tersebut. Dan jika tertarik untuk membeli, penumpang hanya tinggal sodorkan jumlah uang seharga produk tersebut, tidak perlu memanggil si pedagang di tengah keramaian di dalam bus. Ini lebih praktis.

Seringkali, customer enggak percaya begitu saja apa yang dikatakan pedagang. Ia baru percaya setelah melihat lebih dekat, memegang, atau mencoba produknya terlebih dahulu. Hal ini juga dilakukan pedagang buah yang membiarkan customer mencicipi terlebih dahulu. Walau biasanya buah yang dicicipi lebih manis dari pada buah yang sudah dibeli :D

Ini juga berlaku untuk industri yang lebih besar. Di toko-toko pakaian disediakan kamar pas agar customer bisa mencoba terlebih dahulu pakaian yang ingin dibeli, di industri properti pengembang membuat show unit agar customer bisa merasakan seperti apa properti yang ia akan beli nantinya, di industri kendaraan custromer diajak untuk test drive untuk merasakan mobil yang dijual.

Nah, cara di atas adalah untuk membuat customer percaya dan yakin dengan produk yang mereka beli. Tapi itu kalau jualannya secara offline. Lalu bagaimana kalau jualannya secara online?

Bersambung....

Dibahas nanti.

Silakan share
Read More

Sabtu, 03 Desember 2016

Mengungkap Strategi Marketing Khong Guan hingga Bisa Eksis Sampai Sekarang


Sobat, pernah terpikir nggak, kalau Khong Guan adalah biskuit yang selalu eksis dari berpuluh-puluh tahun yang lalu sampai sekarang. Padahal kalau dilihat dari produknya dari dulu sampai sekarang kelihatannya hampir tidak ada inovasi yang berarti. Desain kemasannya dari dulu sampai sekarang nggak berubah, isinya pun nggak banyak berubah.

Selain itu, Khong Guan juga keliatannya jarang banget ngiklan di TV atau media lainnya. Tapi di hari raya, hampir di setiap rumah selalu ada. Terus, apa yang bisa membuat Khong Guang eksis dari dulu sampai sekarang?

Dalam bisnis, ternyata inovasi bukan segalanya. Jadi kalau ada yang bilang tanpa inovasi, bisnis bakal mati, ternyata belum tentu. Khong Guan adalah bukti bahwa tidak harus banyak inovasi untuk bisa bertahan. 

Nah, kali ini kita akan bahas bagaimana strategi marketing Khong Guan yang membuatnya eksis. Tapi ini saya nggak tau, apakah strategi ini disengaja atau tidak.

1. Produk yang bervariasi

Kita tentu sudah tau kalau di kaleng Khong Guan ada beberapa macam biskuit yang bisa dipilih. Jadi, orang yang beli 1 kaleng dapat beberapa jenis biskuit. Jadi nggak perlu beli beberapa kaleng biskuit. Mungkin itu salah satu alasan kenapa orang beli Khong Guan.

2. Desain kemasan

Kalau kita lihat, kemasan Khong Guan dari jaman dulu sampe sekarang nggak berubah-ubah. Ada seorang ibu dan 2 anaknya yang sedang menikmati biskuit di meja makan. Gambarnya kelihatan jadul sekali. Padahal kalau disesuaikan dengan jaman sekarang bisa aja diganti dengan penampilan yang lebih modern, dengan baju jaman sekarang dan ada gadget di meja makan, misalnya.

Tapi ternyata Khong Guan lebih memilih terus menggunakan desain lama tersebut. Karena itu sudah menjadi ciri khasnya. Malah dari situ, justru ada orang-orang yang mengedit gambarnya dan memposting di media sosial. Lumayan kan dipromosikan gratis.

3. Bentuk kaleng

Kalau kita lihat, bentuk kaleng Khong Guan berbeda dari kaleng biskuit lainnya. Biasanya, kaleng biskuit bentuknya seperti tabung dan ukurannya tidak terlalu besar. Ya, walaupun kaleng Khong Guan ada juga yang seperti itu, tapi yang paling eksis adalah yang bentuknya persegi dengan ukuran yang besar.

Dengan bentuk kaleng yang ukurannya besar, maka wajar kalau bekas kaleng biskuit ini sering dijadikan tempat menyimpan krupuk oleh tukang bubur, kupat, dan lain sebagainya. Setiap pembeli tentu akan juga melihat Kaleng Khong Guan yang ciri khasnya nggak berubah dari dulu. Sekarang kalau ada 1000 pedagang aja yang menggunakan kaleng Khong Guan dan masing-masing pedagang pembelinya 100 orang per hari kan lumayan tuh, promosi gratisnya.

Belum lagi di rumah-rumah, kaleng Khong Guan sering dijadikan tempat menyimpan krupuk, ranginang, emping, atau lain sebagainya. Jadi walaupun si yang punya rumah biskuit Khong Guannya sudah habis, kalengnya bisa jadi masih sering dipajang di meja ruang tamu ketika hari raya. Hitung sendiri kalau kurang dari 1% saja dari setiap rumah ada kaleng Khong Guan di ruang tamu, dan disuguhkan pada tamu yang datang, berapa orang yang lihat kaleng Khong Guan yang sudah jadi ciri khas itu. Promosi gratis lagi, kan.


4. Dipromosikan orang di media sosial dan situs online

Nah, kalau tadi sudah dibahas kalau Khong Guan dipromosikan gratis oleh para pedagang setiap harinya, juga dipromosikan di rumah-rumah terutama setiap hari raya, ternyata itu juga membuat Khong Guan dipromosikan di media sosial dan situs online. 

Seperti yang dibahas sebelumnya, desain kemasan yang tidak berubah membuat segelintir orang tertarik untuk mengedit gambar ibu dan anak di kemasan tersebut. Ada juga yang menanyakan kemanakah ayahnya, karena di kaleng cuma terlihat ibu dan anak. Selain itu karena di banyak rumah saat hari raya ada kaleng Khong Guan padahal isinya belum tentu biskuit Khong Guan, itu juga sering dibicarakan di media sosial sebagai candaan dan banyak juga yang membuatkan meme. Promosi gratis lagi, kan.

Nah, itu dia strategi marketing yang entah disengaja atau tidak telah mempengaruhi hingga Khong Guan masih eksis sampai sekarang. Bahkan kabarnya di Surabaya sampai ada tugu Khong Guan. Lalu, apa yang bisa kita pelajari dari Khong Guan?

Kalau kita perhatikan, nggak cuma Khong Guan yang bisa eksis tanpa harus berinovasi secara ekstrim mengikuti perubahan jaman. Banyak juga bisnis-bisnis lain yang mungkin di sekitar kita masih eksis dengan mempertahankan ciri khasnya. Artinya sebuah produk agar bisa bertahan harus memiliki ciri khas yang berbeda, yang menarik perhatian orang.Tidak hanya produk yang dikonsumsi atau digunakan, tapi juga pada kemasannya. 

Pertahankan ciri khas tersebut tapi bukan berarti anti inovasi. Inovasi memang seringkali tidak bisa diabaikan, tergantung juga pada kondisi dan jenis produknya.

Read More

Sabtu, 12 November 2016

Kisah Sukses Wanita Terkaya di Dunia, Liliane Bettencourt, Pemilik L'Oreal


Sobat, L'Oreal merupakan produk kecantikan paling terkenal dan terbesar di dunia. Liliane Bettencourt adalah sosok di balik kesuksesan L'Oreal. Dengan kesuksesannya membangun perusahaan kecantikan tersebut, ia kini menempati peringkat ke 11 sebagai orang terkaya di dunia, dan ia merupakan wanita terkaya di dunia.

Berikut ini kisah sukses, biografi, atau profil Liliane Bettencourt:

Berawal dari perusahaan ayahnya

Liliane lahir pada 21 Oktober 1922 besar di Paris, Prancis. Ia adalah anak tunggal dari pasangan Louise Berthed dan Eugene Schuller. Ketika usianya 5 tahun, ibunya wafat. Saat itu, ayahnya, Eugene bekerja sebagai karyawan di sebuah perusahaan kosmetik. Eugene memang sangat berbakat dalam bidang kosmetik, seusai lulus kuliah pada tahun 1907, ia sudah membuat formula untuk mewarnai rambut yang ia namakan Oreale.

Setelah memiliki pengalaman bekerja di perusahaan kosmetik, Eugene pun membuka perusahaan kosmetik sendiri pada tahun 1920, melalui perusahaan tersebut ia mengeluarkan produk kosmetik dan shampo. 

Saat pertama kali didirikan, perusahaan tersebut hanya memiliki 3 karyawan. Setelah itu,  pada tahun 1937, saat Liliane masih berusia 15 tahun, ia bergabung dengan perusahaan  ayahnya tersebut sebagai karyawan magang. Saat itulah Liliane mulai dan semakin tertarik pada bidang kosmetik. Kemudian  pada tahun 1950 perusahaan tersbut berkembang dan karyawannya bertambah menjadi 100 karyawan. 

Pada tahun 1957, Eugene, ayah Liliane wafat. Liliane pun mengambil alih kepemimpinan perusahaan dan mengubah nama perusahaan tersebut menjadi L’Oreal. 

Liliane mengambil alih kepemimpinan di L'Oreal

Di masa kepemimpinan Liliane, ia merasa ada yang kurang dari perusahaan kosmetiknya dan merasa harus ada perubahan dari L’Oreal. Walaupun produk L'Oreal bagus, ia merasa pemasarannya pada saat itu masih kurang. Karena hanya dikenal di Prancis saja. Ia pun berusaha agar perusahaannya bisa go public.

Pada tahun 1974 Nestle yang merupakan perusahaan nomer 1 di Swiss tertarik untuk membeli 50% saham L’Oreal. Liliane pun akhirnya menjual 50% saham perusahaannya pada Nestle, walaupun itu adalah keputusan yang berat. Tapi dengan menjual saham pada Nestle, brand L’Oreal menjadi lebih dikenal karena mendapat publikasi dari Nestle. 


Setelah mendapatkan dana investasi dari Nestle, Liliane pun langsung bergerak untuk semakin memperbesar usahanya. Ia pun membangun 6 pusat kecantikan L’Oreal, 2 di antaranya berada di Prancis, sisanya berada di China, Amerika, Jepang dan India. 

Menjadi perusahaan kosmetik terbesar di dunia

Pada tahun 2006, L’Oreal pun membeli The Body Shop senilai 256 juta dolar. Di bawah kepemimpinan Liliane, L'Oreal pun terus memperbesar pangsa pasarnya hingga menembus pasar global dan menjadi perusahaan kosmetik terbesar di dunia. 

Kepemimpinan Liliane berhasil membuat pendapatan L'Oreal makin meningkat. Pada 2001, L'oreal mencetak pendapatan sebesar € 1,2 miliar. Lalu di tahun 2005, laba bersihnya mencapai € 1,9 miliar. Kemudian pendapatan L'Oreal meningkat lagi hingga berhasil menembus angka € 15,8 miliar euro.

Dari yang awalnya hanya di Prancis, Liliane pun berhasil membuat produk L'Oreal tersebar di 130 negara, dan mempekerjakan sekitar 63.000 karyawan di seluruh dunia. 

Pada tahun 2012, L'Oreal pun telah membangun pabriknya di Indonesia, yaitu di Jababeka, Cikarang. Pabrik tersebut merupakan pabrik terbesar L'Oreal dengan nilai investasi untuk membangun pabrik tersebut sebesar 100 juta dolar. Wajar saja, karena memang selama ini konsumen L’Oreal kebanyakan dari Indonesia, yaitu sekitar 25% dari penjualan produk mereka.

Kunci Sukses L'Oreal

Di bawah kepemimpinan Liliane, L'Oreal mampu menjadi perusahaan kosmetik terbesar di dunia. Menurut Liliane, sebenarnya kunci sukses L'Oreal cukup simpel. Berikut di antaranya:

1. L'Oreal selalu memiliki komitmen penuh pada penelitian dan pengembangan produk baru. 
2. L'Oreal selalu mengutamakan inovasi dan kualitas. 
3. L'Oreal hanya memproduksi dan memasarkan produk-produk yang orisinal. 
4. L'Oreal selalu menghargai karyawan dan memberikan penghargaan bagi karyawan terbaik.

Dengan 4 hal tersebut, maka tak heran jika L'Oreal telah mematenkan sekitar 500 unit produknya. L'Oreal juga telah mengembangkan 110 formula dasar kosmetik selama lebih dari 35 tahun. 

Mendirikan Yayasan

Selain menjalani kesibukan di dunia bisnis, ternyata Liliane juga memiliki jiwa kemanusiaan yang tinggi. Pada tahun 22 Desember 1987, Liliane mendirikan sebuah yayasan yang memiliki misi untuk mendukung dan mengembangkan proyek-proyek di bidang kesehatan, budaya dan kemanusiaan, baik di Prancis maupun di negara-negara lainnya. 

Liliane dan keluarganya pun mendanai sendiri seluruh kegiatan yayasan tersebut. Sebesar 60% dari anggaran tersebut dialokasikan untuk mendukung penelitian kesehatan. Salah satunya adalah untuk membantu pengembangan obat anti HIV dan AIDS. 

Yayasan tersebut juga rajin memberikan penghargaan pada orang yang berjasa di bidang kesehatan. 

Di bidang kebudayaan, yayasan tersebut juga mendukung artis atau perajin berbakat yang telah menghasilkan karya fenomenal. Karena Liliane menyukai musik paduan suara, yayasan tersebut juga memberi penghargaan tahunan untuk paduan suara terbaik. 

Di bidang pendidikan dan sosial, yayasan tersebut membantu program-program pengentasan buta huruf dan buta aksara. yayasannya tersebut juga ikut membantu penyediaan rumah murah bagi para tunawisma. 

Yayasan milik Liliane tersebut, semenjak tahun 2000 juga memberikan penghargaan bagi para perempuan yang berperan dalam pengembangan ilmu pengetahuan. 


Catatan Inspirasi

Sobat, yang bisa kita pelajari dari Liliane Bettencourt adalah walaupun ia menjalankan perusahaan yang telah didirikan dari orang tuanya, tapi ia tetap bekerja keras untuk mengembangkan perusahaan tersebut.

Keputusan beraninya ketika menjual 50% saham L'Oreal pada Nesle, adalah titik awal bagi dirinya untuk bisa membuat L'Oreal sebagai perusahaan kosmetik terbesar di dunia.

Selain itu, seperti para pebisnis sukses lainnya, Liliane juga berperan dalam kegiatan kemanusiaan melalui yayasan yang didirikannya.

Semoga bermanfaat.
Read More

Minggu, 06 November 2016

Kisah Sukses Michael Bloomberg, Peringkat 8 Orang Terkaya di Dunia

Bloomberg

Mungkin di antara sobat banyak yang belum mengenal nama Michael Bloomberg. Tapi kalau Bloomberg TV mungkin sobat pernah mendengarnya atau menontonnya?

Ya, Bloomberg TV adalah salah satu perusahaan yang dimiliki Michael Bloomberg. Michael Bloomberg adalah seorang pengusaha dan juga politikus. Saat ini ia menempati posisi ke 8 sebagai orang terkaya di dunia dengan total kekayaan mencapai $40 miliar. Bisnis utamanya adalah di bidang informasi keuangan, selain ia juga memiliki bisnis media.

Berikut adalah biografi atau kisah sukses Michael Boomberg

Michael Bloomberg mengenyam pendidikan, bekerja, hingga dipecat

Bernama lengkap Michael Rubens Bloomberg, ia lahir pada tanggal 14 Februari 1942. Pada  tahun 1964 ia mengenyam pendidikan Teknik Elektro di Johns Hopkins University lalu pada tahun 1966 ia belajar di Universitas Harvard dan meraih gelar Master of Business Administration di universitas tersebut. 

Setelah lulus dari universitas, Bloomberg kemudian bekerja di Salomon Brothers. Ia pun mengamati semua perdagangan saham Salomon, penjualan serta sistem informasinya, Namun ketika perusahaan tersebut merger di tahun 1981, Bloomberg pun dipecat.

Memulai bisnis dari uang pesangon

Bloomberg menerima uang pesangon sebesar US$ 10 juta sebagai kompensasi atas pemecatan dirinya. Uang tersebut kemudian ia gunakan untuk memulai bisnis di bidang data keuangan dan komunikasi yang diberi nama Bloomberg LP. Perusahaan tersebut  menjual informasi keuangan kepada perusahaan-perusahaan di Wall Street. 

Perusahaan yang didirikannya itu berkembang pesat. Hingga kemudian Bloomberg LP memiliki lebih dari 165.000 pelanggan di seluruh dunia. Kesuksesan perusahaan tersebut juga melahirkan anak perusahaan lainnya di bidang media seperti layanan berita, dan kemudian  radio, televisi, internet, dan penerbitan. Bisnis baru tersebut diluncurkan pada tahun 1990. 

Ia pun meluncurkan Bloomberg Financial Markets yang merupakan distributor global berbasis multimedia layanan informasi, dengan menggabungkan berita, data, dan analisis untuk pasar keuangan global dan bisnis. 

Semakin sukses, menjadi dermawan, dan menjadi walikota

Perusahaan Bloomberg terus mengalami pertumbuhan hingga ia pun menjadi salah satu orang terkaya di dunia, tepatnya saat ini ia berada di peringkat ke 8. Setelah sukses dengan bisnisnya, Bloomberg kemudian juga mendedikasikan waktunya untuk filantropi atau kegiatan kemanusiaan. Ia ingin meningkatkan pendidikan, penelitian medis dan akses ke seni meningkat. 

Pada  tahun 1997 Bloomberg juga menerbitkan buku otobiografinya. Semua royalti dari penjualan buku tersebut disumbangkan pada Committee to Protect Journalists atau  Komite Perlindungan  Wartawan. 

Pada  2001, Michael Bloomberg kemudian juga masuk ke dunia politik. Ia pun terpilih menjadi walikota New York. Bloomberg juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina untuk Johns Hopkins University sampai Mei 2002.

***

Sobat, itulah kisah sukses Michael Bloomberg. Sisi positif yang bisa kita ambil adalah jangan menyerah. Walaupun sempat dipecat dari perusahaan tempatnya bekerja, kemudian ia memulai usaha baru dan sukses dengan usahanya tersebut. Selain itu jangan lupa juga setelah meraih sukses untuk peduli pada kegiatan kemanusiaan.

Read More

Sabtu, 05 November 2016

Kisah Sukses Larry Ellison, Pendiri Oracle yang Menjadi Orang Terkaya walau Sempat Berhenti Kuliah


Sobat, mungkin sobat pernah mendengar Oracle. Oracle adalah perusahaan database internet terbesar di dunia. Pendirinya bernama Larry Ellison. Kesuksesannya dalam menjalankan perusahaan Oracle membawanya menempati peringkat ketujuh sebagai orang terkaya di dunia dengan kekayaan $43,6 miliar.

Kesuksesannya tentu tidak diraih dengan mudah. Bahkan Larry sebelumnya sempat berhenti kuliah, bekerja serabutan, dan menjadi teknisi komputer. Lalu bagaimana biografi atau kisah sukses Larry Ellison hingga sukses menjalankan perusahaannya, Oracle, dan menjadi salah satu orang terkaya di dunia? Berikut kisahnya:

Larry Ellison di masa sekolah hingga kemudian berhenti kuliah

Larry Ellison memiliki nama lengkap Lawrence Joseph Ellison. Ia lahir pada tanggal 17 agustus 1944 di Amerika Serikat. Masa kecilnya bisa dibilang tidaklah terlalu menyenangkan dibandingkan anak-anak lainnya. Pada saat usianya masih 9 bulan, Larry Ellison sudah divonis radang paru-paru. Karena itulah Larry kemudian diadopsi oleh paman dan bibinya atas permintaan ibunya. Namun Larry Ellison ketika itu tidak mengetahui hal tersebut karena masih terlalu kecil.

Setelah memasuki usia sekolah, Larry Ellison lalu bersekolah di Eugene Field Elementary School setara dengan sekolah dasar. Setelah lulus dari sekolah tersebut, Larry kemudian sekolah di Sullivan High School. Di sekolahnya, Larry Ellison merupakan murid yang baik dan cerdas. Nilainya pun cukup bagus, terutama nilai pelajaran ilmu alam dan matematika. Tetapi kemudian ia akhirnya mengetahui bahwa yang mengasuhnya selama ini bukanlah orang tua kandungnya. Perilaku baiknya pun mulai berubah takkala ia mengetahui hal tersebut. Walaupun prestasi di sekolahnya masih tetap baik.

Setelah lulus sekolah, Larry pun mengenyam pendidikan di perguruan tinggi dengan mengambil jurusan Fisika di Illinois University. Namun kuliahnya tak sampai selesai, ia pun berhenti kuliah karena kemudian ibu angkatnya yang membiayainya kuliah meninggal dunia. Larry kemudian bekerja serabutan bersama ayah angkatnya.

Beberapa waktu kemudian ia mendapatkan kesempatan lagi untuk kuliah. Ia pun berkuliah di Chicago University, Namun lagi-lagi ia harus berhenti kuliah. Ia kemudian berhenti karena masalah biaya setelah enam bulan kuliah.


Bekerja dan kemudian terinspirasi mendirikan Oracle

Walaupun kuliahnya tidak selesai, namun ia tetap memiliki motivasi untuk tetap bisa hidup layak. Larry kemudian mengikuti kursus komputer. Setelah selesai kursus ia mencoba  melamar pekerjaan ke berbagai perusahaan. Namun sayang, hampir semua perusahaan yang dilamarnya menolaknya karena ia hanya memiliki ijazah kursus, bukan ijazah dari perguruan tinggi. 

Namun ia tetap tak menyerah, hingga akhirnya sebuah perusahaan investasi bernama Fireman's Fund menerimanya untuk bekerja sebagai teknisi komputer. Ia pun bekerja memperbaiki perangkat keras dan perangkat lunak dari komputer yang rusak. Pekerjaan itu memberikannya pengalaman berharga dan semakin mengerti tentang komputer..

Setelah ia bekerja di Fireman's Fund, Larry pun kemudian memutuskan berhenti dan pindah kerja ke Bank Wells Fargo, untuk pekerjaan yang sama, sebagai teknisi komputer. Ia bekerja sangat cekatan, namun ia merasa tidak mendapatkan penghargaan dari kerja kerasnya, hingga kemudian Larry pun memutuskan untuk pindah bekerja ke Ampex. Kali ini ia bekerja sebagai seorang programmer. Dari Ampex inilah Larry Ellison kemudian terinspirasi mendirikan Oracle.

Suatu ketika Larry Ellison membaca sebuah tulisan dari Edgar F. Codd mengenai teori database. Saat itu, terlintas dalam benaknya untuk membangun bisnis dengan konsep "Structured Query Language" atau yang lebih dikenal dengan nama SQL. Proyek ini pun ia namakan Oracle.

Oracle didirikan dan semakin berkembang hingga menjadi perusahaan raksasa

Larry Ellison mendirikan sebuah perusahaan pengembangan perangkat lunak bersama  temannya yang juga bosnya saat bekerja di Ampex, yaitu  Ed Qates dan juga Robert Miner. Saat itu modal yang dikeluarkan untuk mendirikan perusahaan tersebut hanya $2000. Namun perusahaan tersebut langsung mendapatkan klien besar yaitu CIA yang merupakan Dinas Intelejen Amerika Serikat. Kemudian perusahaan mereka juga menangani  proyek dari perusahaan penerbangan Wright Patterson Air Force Base dan perusahaan komputer IBM.

Beberapa waktu kemudian, di bawah pimpinan Larry Ellison, Oracle berkembang menjadi perusahaan raksasa yang menangani masalah database. Walaupun kemudian sempat juga  terkena masalah finasial, namun perusahaan  tersebut bisa melaluinya dan masih tetap bertahan hingga kini. 

Produk-produk yang dihasilkan Oracle antara lain Application Server (Web DB, OAS), Development Tool (Oracle Developer, Oracle Designer), dan Application Suite (Oracle Apps). Oracle pun menguasi pasar database di dunia. 

Oracle pun menjelma menjadi perusahaan terbesar kedua di dunia setelah microsoft. Karena itulah kemudian Larry Ellison juga menjadi salah satu orang terkaya di dunia. Saat ini ia menempati peringkat ketujuh dengan total kekayaan sebesar $43,6 miliar.

***

Sobat, itulah biografi atau kisah sukses Larry Ellison. Seorang yang dua kali gagal menyelesaikan kuliahnya karena masalah biaya, lalu sempat kerja serabutan dan kemudian menjadi teknisi komputer. Akhirnya mampu mendirikan perusahaan yang bernama Oracle dan menjadikan perusahaan tersebut sebagai salah satu perusahaan terbesar di dunia. 

Artinya tak ada sesuatu yang tak mungkin. Jika Ellison yang dulunya miskin, dan tak lulus kuliah, bisa meraih kesuksesannya, kita pun mungkin bisa meraih sukses jika gigih dalam memperjuangkan apa yang kita impikan.

Read More