Tampilkan postingan dengan label motivasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label motivasi. Tampilkan semua postingan

Jumat, 22 Juni 2018

4 Cara Mengatasi Rasa Takut yang Menghambat Kesuksesan


Rasa takut seringkali menghalangi kita tuk berjuang mengejar impian kita. Takut rugi, takut bangkrut, takut salah, dan lain sebagainya.

Tapi rasa takut juga tidak sepenuhnya buruk. Rasa takut juga membuat kita lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan.

Namun seringkali rasa takut menghalangi kita untuk bertindak dan mengambil keputusan untuk tujuan yang baik dalam mengejar impian kita. Dan rasa takut seperti itu yang perlu kita atasi.

Lalu bagaimana cara mengatasi rasa takut tersebut?

Cara Mengatasi Rasa Takut:

1. Hadapi rasa takut itu

Salah satu cara untuk mengatasi rasa takut adalah dengan menghadapinya. Karena orang pemberani pun bukan berarti tidak memiliki rasa takut. Mereka memiliki rasa takut, tapi mereka berusaha menghadapinya. Walaupun akan muncul rasa deg-degan, namun kita akan merasa lega ketika telah melewati ketakutan tersebut. Tentu untuk tujuan positif ya.

Mungkin Anda pernah berjalan melewati jalan yang gelap. Dalam pikiran Anda mungkin sempat terbayang rasa takut, takut kalau ada pocong atau kuntil anak misalkan. Tapi setelah Anda berjalan melewatinya sebenarnya Anda tak melihat apa-apa di sana.

2. Membalikkan rasa takut

Cara yang kedua adalah dengan membalikkan rasa takut tersebut.

Misalkan, ketika kita takut untuk memulai usaha, ketika Anda merasa takut gagal, atau takut rugi, segera balikkan rasa takut itu. Pikirkanlah bahwa jika Anda tak segera mulai, bagaimana dengan kehidupan keluarga Anda nantinya yang harus mengandalkan gaji pas-pasan, bagaimana jika sakit dan tak bisa bekerja, bagaimana jika sudah tua dan pensiun. Jika kita punya bisnis yang sudah berjalan sistemnya, tentu sistem itu akan memberikan penghasilan tanpa kita terlibat sekalipun. Walaupun di awal-awal memang harus bekerja keras membangun sistem bisnis tersebut, dan risiko pasti ada.

3. Pikirkan risiko dengan logika

Cara Ketika untuk mengatasi ketakutan adalah pikirkan dengan logika kalau risiko yang kita hadapi sebenarnya tidak terlalu besar. Anda juga bisa membandingkan dengan hal yang lebih berisiko yang sering Anda lakukan. 

Misalkan, ada orang yang takut bicara di depan umum. Pikirkan risikonya jika Anda memaksakan diri berbicara di depan umum. Risiko yang muncul paling besar mungkin adalah Anda gugup berbicara, Anda salah mengucapkan kata-kata. Cuma itu kan? Tak lebih besar dari itu. Dan saya juga yakin kalau orang yang mendengarkan Anda akan mengerti tentang hal itu.

Atau juga ada orang yang takut untuk berbisnis. Apa risiko yang terjadi jika bisnis kita gagal? Risiko paling besar mungkin bangkrut. Lalu coba Anda bandingkan dengan hal berisiko yang sering Anda lakukan. 

Begini, saya yakin setiap orang setiap hampir setiap harinya naik motor atau mobil, atau setidaknya menjadi pengguna jalan. Mungkin kita tak menyadari kalau sebagai pengguna jalan risikonya sangat besar. Coba Anda cek berapa puluh ribu orang yang tewas setiap tahunnya karena kecelakaan lalu lintas? Pasti jumlahnya sangat banyak.

Lalu kenapa kita tidak takut untuk berkendara? Karena saat kita berkendara, yang kita pikirkan adalah tujuan kita. Misalkan kita mau ke kantor, mau ke kampus, atau mau ke mall. Yang kita pikirkan tentang risiko hanya meminimalisir seperti menggunakan helm dan jaket ketika naik motor, memakai sabuk pengaman ketika naik mobil, mematuhi rambu lalu lintas, membatasi kecepatan, dll. Dengan meminimalisir risiko itu belum tentu juga kita bebas dari kecelakaan, kan? Tapi kita tidak takut karena kita fokus pada tujuan kita.

Jika saat kita berkendara, kita tidak takut pada risiko. Kita fokus pada tujuan dan hanya meminimalisir risiko, lalu kenapa saat kita ingin mengejar impian kita, yang kita pikirkan hanya takut pada risiko. Saat kita bisnis yang kita pikirkan hanya takut bangkrut, dan ketakutan lainnya. Seharusnya kita fokus pada tujuan dan hanya meminimalisir risiko.

4. Menyerahkan hasil pada Tuhan

Ini yang mungkin kita sering lupa saat kita takut untuk mengejar impian kita. Selama impian kita positif dan memberikan kebaikan untuk hidup ini, kenapa kita harus takut untuk menjalaninya. Seharusnya yang kita lakukan hanya berusaha dan berdoa. Seharusnya kita menyerahkan hasil pada Yang Maha Kuasa. Menyerahkan takdir pada Sang Ilahi.

Intinya yang perlu kita pahami adalah bahwa jika kita berusaha mencapai apa yang kita impikan memang berisiko, tapi jika kita tak berusaha tentu akan lebih berisiko lagi.

Read More

2 Cara Mengatasi Rasa Malas


Rasa malas ini merupakan salah sesuatu yang menjauhkan kita dari impian kita. Tentu setiap impian butuh perjuangan. Dan rasa malas menggoda kita untuk hanya bersantai-santai, untuk tidak berusaha keras mengejar impian kita.

Ada dua hal untuk mengatasi rasa malas. Dua hal ini bisa kita lakukan secara bersamaan. Yaitu sama ketika kita ingin membuat kelinci yang malas untuk berlari cepat. Apa yang kita lakukan untuk membuat kelinci lari cepat. Ada dua hal. Yang pertama kasih wortel di depannya dan yang kedua kasih anjing di belakangnya.

Tentu si kelinci yang lapar ingin memakan wortel, dan jika kita kasih wortel di depannya ia akan mengejarnya. Tapi jika si kelinci tidak lapar ia tentu tidak akan mengejar wortel tersebut. Maka dari itu diperlukan anjing di belakangnya yang selalu mengejarnya dan membuat si kelinci lari cepat.

Dalam usaha kita mengejar impian kita pun harusnya seperti itu. Bayangkan apa yang benar-benar ingin kita kejar, dan bayangkan apa akibatnya jika kita hanya berdiam diri. Misalkan, kalau kita ingin menjadi seorang pengusaha. Bayangkan betapa nikmatnya ketika kita telah menjadi pengusaha sukses, dan juga bayangkan jika kita tidak bergerak, mungkin selamanya hidup kita akan sulit.

Tonton juga versi youtubenya di : https://www.youtube.com/watch?v=tRvlNzazyjw



Read More

Jadi Sukses dengan Mengubah Kebiasaan


Setelah mengubah pola pikir dan sikap kita, selanjutnya kita harus mengubah kebiasaan kita. Tentu kita harus meminimalisir kebiasaan negatif kita dan mengikuti kebiasaan-kebiasaan orang yang telah mencapai kesuksesan. Tentunya kebiasaan-kebiasaan positifnya.

Misalkan, orang sukses terbiasa disiplin, terbiasa tepat waktu, terbiasa dermawan, dan lain sebagainya. Maka kita perlu mencontoh kebiasaan-kebiasaan tersebut.

Jika perlu, belajarlah dari orang sukses tersebut. Kita bisa bekerja sama dengan mereka atau setidaknya bekerja dengan mereka hingga kita bisa lihat kebiasaannya dan kita tiru kebiasaan itu untuk mencapai kesuksesan.

Untuk mengubah kebiasaan, awalnya memang tak mudah. Ada hukum kelembaman yang berlaku. Seperti ketika kita menggoes sepeda, saat pertama kali menggoes akan terasa lebih berat dibandingkan setelahnya.

Sama seperti mengubah kebiasaan. Orang yang malas akan sulit berubah menjadi rajin. Dan kesulitan itu dialami di bagian awal ketika ingin berubah. Maka diperlukan tekad yang kuat di awal kita ingin berubah.

Read More

Menjadi Sukses dengan Mengubah Sikap


Di Prancis ada seorang gelandangan yang setiap hari hidup di jalanan dan mengemis. Suatu ketika, di kota tersebut sedang diadakan sebuah festival yang diadakan di sebuah tanah lapang. Di festival tersebut ada sebuah tenda ramalan gratis. Si gelandangan penasaran dengan tenda ramalan tersebut. Ia pun mendatanginya.

Si peramal dalam tenda tersebut memeriksa garis tangan si pengemis. Tak lama kemudian si peramal terbelalak ketika melihat garis tangan si pengemis,

“Tidak mungkin. . .ini tidak mungkin...!!” ucap si peramal seolah tak percaya.

“Ada apa?” tanya si gelandangan.

“Anda seharusnya tidak mungkin jadi gelandangan, Anda seharusnya jadi orang besar. Garis tangan Anda sama dengan garis tangan Napoleon Bonaparte,” jawab si peramal.

Si gelandangan keluar dari tenda ramalan gratis tersebut dengan wajah yang tak percaya. Tapi di sisi lain ia penasaran. Ia pun mencoba masuk ke tenda ramalan gratis yang lainnya.

“Tidak mungkin. . .Anda tidak mungkin jadi gelandangan. Garis tangan Anda sama dengan garis tangan Napoleon..!!!” ucap peramal lainnya yang juga meramalkan hal yang sama.

Si gelandangan kali ini mulai berpikir, “Apa seharusnya aku memang bukan seorang gelandangan?” tanya si gelandangan pada dirinya sendiri.

Selepas dari tenda ramalan itu kemudian ia mulai mencoba untuk mengubah sikapnya. Ia mencukur jenggotnya, merapihkan rambutnya, ia juga berjalan dengan tegak. Ia juga mengubah cara bicaranya yang biasanya memelas untuk dikasihani orang menjadi lebih berwibawa. Ia juga mengubah cara dia berpakaian, kemudian ia mencoba mencari pekerjaan.

Dan tahukah Anda, singkat cerita, gelandangan ini pernah tercatat sebagai orang terkaya ke 4 di Prancis. Apakah karena ramalan 2 peramal tadi yang hebat? Bukan, tentu saja bukan. Tak ada seorang pun yang bisa mengetahui nasib seseorang. Ia bisa menjadi orang sukses karena ia telah mengubah pola pikirnya. Yang tadinya ia meyakini kalau dirinya hanyalah gelandangan, kemudian ia meyakini kalau ia mungkin untuk menjadi sukses. Setelah mengubah pola pikirnya, gelandangan itu mengubah sikapnya yang membuatnya lebih pantas untuk meraih sukses.

Jika kita ingin sukses, bersikaplah seperti orang sukses. Hilangkanlah semua pikiran negatif yang melemahkan kira. Anda juga bisa mengubah cara berjalan, berbicara, dan bersikap seolah-olah kita telah mencapai kesuksesan tersebut. Tapi tentu tetap menjadi orang yang rendah hati.

Read More

Meraih Impian dengan Mengubah Pola PIkir


Ada pepatah yang mengatakan, “Anda adalah apa yang anda pikirkan”. Jika Anda berpikir Anda bisa, maka anda benar. Tapi jika Anda berpikir tidak bisa, maka Anda juga benar. 

Dari Abu Hurairah radliyallaahu ‘anhu, ia berkata bahawa Rasulullah bersabda, Allah berfirman,
أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِى بِى
“Aku sesuai dengan persangkaan hamba pada-Ku.”  

Hadits tersebut mengajarkan kita untuk berprasangka baik bahwa Yang Maha Kuasa akan mengabulkan doa kita.

Seorang profesor bernama Tony Dickenson melakukan percobaan dengan memberikan kejutan listrik terhadap 6 orang mahasiswa. Mereka dibagi menjadi 2 kelompok, yang akan diberi 2 macam obat, kelompok pertama diberi obat pengurang rasa sakit dan kelompok kedua diberi obat penambah rasa sakit. Dengan level sengatan listrik yang sama, kelompok yang memakan obat penambah rasa sakit ternyata merasakan rasa sakit lebih dari sebelum mereka memakan obat. Sedangkan kelompok yang memakan obat pengurang rasa sakit dapat menahan rasa sakit lebih lama dan merasa bahwa sengatan listrik berkurang.

Tapi tahukah Anda, bahwa ternyata mereka sama sekali tidak diberikan obat pengurang rasa sakit atau pun obat penambah rasa sakit. Kedua obat itu ternyata sama, yaitu hanyalah tepung dan gula yang diberi warna berbeda. Itulah yang disebut efek placebo. Lantas apa yang membuat mereka merasa lebih sakit atau berkurang sakitnya? Pikiran merekalah yang membuat obat placebo tersebut bekerja seperti obat sesungguhnya.

Jadi, kita perlu mengubah pola pikir kita untuk meraih apa yang kita impikan.

Orang sukses selalu optimis, sedangkan orang galau selalu pesimis. Orang sukses selalu optimis akan masa depannya dan setiap keputusannya. Meskipun seringkali ia didera kegagalan. Sementara orang galau selalu pesimis dengan apa yang terjadi dalam hidupnya.
Pikiran kita dapat menuntun kita ke apa yang ingin kita capai. Tapi disadari atau tidak, kita seringkali berpikir tentang apa yang tidak kita inginkan. Contohnya ketika kita mau mulai bisnis, kita berpikir bagaimana kalau gagal, bagaimana kalau ditipu, bagaimana kalau rugi, dan lain sebagainya. Atau ketika kita mendapat kesempatan berbicara di depan banyak orang, tanpa kita sadari kita berpikir bagaimana jika salah ngomong, bagaimana jika omongan kita tidak diperhatikan, dan lain sebagainya.

Mulai sekarang, kita ubah pola pikir kita. Setiap ada tantangan yang ada pikirkanlah bahwa kita dapat mengatasinya. Pikirkanlah apa yang benar-benar ingin kita capai. Walaupun memang kita tidak akan bisa memantau semua pikiran sadar ataupun pikiran tak sadar kita. Karena pikiran tidak pernah berhenti. Tapi setidaknya, ketika pikiran kita melemahkan kita, segera balikkan pikiran itu untuk memikirkan pemikiran yang menguatkan kita. 

Read More

Rabu, 20 Juni 2018

Jika Galau, Lakukan Hal Positif yang Anda Sukai


Jika kita merasa galau ketika mendapatkan suatu masalah. Jangan mengambil sikap emosi atau sikap negatif lainnya. Tapi sebaiknya kita bisa melakukan hal positif yang kita sukai. 

Karena tahukah Anda, banyak sekali karya di dunia ini yang dihasilkan ketika si pembuatnya sedang galau karena masalah yang ia alami. Ada yang menghasilkan Novel, ada yang menghasilkan lukisan, puisi, lagu, dan lain sebagainya.

Jadi, saat Anda galau, lakukanlah hal positif yang Anda sukai dan buatlah karya yang terbaik. Karena pada kondisi galau, kita akan merasa jauh lebih nyaman ketika kita berkarya sesuai dengan bidang yang kita sukai.

Read More

Cara Agar Move On dari Masalah


Sebenarnya apa sih artinya move on?

Move On terdiri dari dua kata, move, dan on. Move artinya pindah dan on artinya nyala (hehehe. . .). Jadi Move On itu bro artinya pindah nyala. Atau dengan kata lain. Pindah dari suatu kondisi yang galau, dan nyalakan semangat untuk berubah ke arah yang lebih baik.

Tapi banyak yang sulit dan memang praktiknya tidak gampang. Kebanyakan dari kita begitu mendapat masalah bawaannya selalu mengingat-ingat masalah itu. Walaupun masalah itu sudah menjadi masa lalu.

Ketika nyetir mobil, tentu ada kaca di depan, dan juga ada spion. Spion itu ibarat gambaran masa lalu kita. Tentu saat nyetir mobil, sesekali kita harus lihat spion. Tapi fokus utama kita adalah melihat ke depan. Melihat spion hanya pada saat-saat tertentu saja. Jika terlalu fokus pada spion, mobil bisa nabrak. Sama seperti hidup ini, masa lalu boleh kita ingat untuk mengevaluasi dan sebagai pembelajaran. Tapi fokus utama kita adalah di masa kini untuk menyambut masa depan yang lebih baik.

Tapi kan susah melupakan masa lalu?
Hadeuhhh. . . . . 

Gini, Misalkan kita nonton lawak di sebuah studio. Yang ngelawak misalakan si Sule.

Begitu Sule mulai ngelawak sampai acara selesai, semua penonton tertawa terbahak-bahak, bahkan ada yang hingga terpingkal-pingkal.

Hari berikutnya Sule ngelawak lagi di depan penonton yang sama pada tempat yang sama. Dan pada hari itu, bahan lawakannya sama percis. Semua penonton masih tertawa walau tidak seheboh di hari pertama.

Besoknya, Sule ngelawak lagi di depan penonton yang sama dan di tempat yang sama. Bahan lawakannya masih sama seperti sebelumnya. Ternyata yang ketawa saat itu sekitar 75% dari penonton.

Besoknya lagi, Sule ngelawak dan masih di depan penonton yang sama dan di tempat yang sama. Bahan lawakannya pun masih sama. Saat itu, yang tertawa tinggal setengahnya dari jumlah penonton yang ada.

Besoknya juga demikian dan yang ketawa tinggal seperempatnya. 

Besoknya lagi, ternyata tidak ada yang tertawa sama sekali.

Nah setelah itu, di hari ke tujuh, Sule ngelawak lagi di depan penonton yang sama, dengan bahan lawakan yang sama. Apa reaksi penonton. Rupanya bukan hanya tidak ada yang tertawa, semua penonton bahkan kesal dan melempar benda-benda ke panggung. Di antara mereka ada yang berteriak-teriak karena kesalnya dan lain sebagainya.

Saya, Anda, dan saya yakin kita semua, ketika kita menonton lawak dengan bahan lawakan yang sama tentu tertawanya akan semakin berkurang dan bahkan akan kesal jika terus menerus. Apa artinya? Artinya kita tidak bisa tertawa pada lelucon yang sama.

Pertanyaannya, jika kita tidak bisa tertawa pada lelucon yang sama. Kenapa kita bisa selalu menangis pada masalah yang sama?

Pada dasarnya ada tiga jenis waktu, masa lalu, masa kini, dan masa depan. Dan yang bisa kita genggam atau bisa kita isi adalah masa kini, ya, hanya masa kini. 

Masa lalu hanya bisa kita kenang, kita ingat, tapi takkan pernah bisa kita ubah. Jadi buat apa terus memikirka masa lalu. Sedangkan masa depan kita takkan pernah tau. Yang bisa kita lakukan hanyalah merencanakan. Dan buat apa juga kita mencemaskan masa depan.

Kita harus fokus pada masa kini, lakukan apa yang menjadi tujuan dan impian kita agar masa depan kita nantinya lebih baik dibandingkan masa lalu kita.

Karena Barangsiapa yang hari ini sama dengan hari kemarin maka ia merugi. Dan barangsiapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin maka ia celaka. Jadi, buatlah hari ini selalu lebih baik dari hari kemarin. Move on, pindahlah dari suatu kondisi yang kurang begitu baik dan nyalakan semangat untuk meraih kondisi yang terang benderang.

Read More