Jumat, 22 Juni 2018

Meraih Impian dengan Mengubah Pola PIkir


Ada pepatah yang mengatakan, “Anda adalah apa yang anda pikirkan”. Jika Anda berpikir Anda bisa, maka anda benar. Tapi jika Anda berpikir tidak bisa, maka Anda juga benar. 

Dari Abu Hurairah radliyallaahu ‘anhu, ia berkata bahawa Rasulullah bersabda, Allah berfirman,
أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِى بِى
“Aku sesuai dengan persangkaan hamba pada-Ku.”  

Hadits tersebut mengajarkan kita untuk berprasangka baik bahwa Yang Maha Kuasa akan mengabulkan doa kita.

Seorang profesor bernama Tony Dickenson melakukan percobaan dengan memberikan kejutan listrik terhadap 6 orang mahasiswa. Mereka dibagi menjadi 2 kelompok, yang akan diberi 2 macam obat, kelompok pertama diberi obat pengurang rasa sakit dan kelompok kedua diberi obat penambah rasa sakit. Dengan level sengatan listrik yang sama, kelompok yang memakan obat penambah rasa sakit ternyata merasakan rasa sakit lebih dari sebelum mereka memakan obat. Sedangkan kelompok yang memakan obat pengurang rasa sakit dapat menahan rasa sakit lebih lama dan merasa bahwa sengatan listrik berkurang.

Tapi tahukah Anda, bahwa ternyata mereka sama sekali tidak diberikan obat pengurang rasa sakit atau pun obat penambah rasa sakit. Kedua obat itu ternyata sama, yaitu hanyalah tepung dan gula yang diberi warna berbeda. Itulah yang disebut efek placebo. Lantas apa yang membuat mereka merasa lebih sakit atau berkurang sakitnya? Pikiran merekalah yang membuat obat placebo tersebut bekerja seperti obat sesungguhnya.

Jadi, kita perlu mengubah pola pikir kita untuk meraih apa yang kita impikan.

Orang sukses selalu optimis, sedangkan orang galau selalu pesimis. Orang sukses selalu optimis akan masa depannya dan setiap keputusannya. Meskipun seringkali ia didera kegagalan. Sementara orang galau selalu pesimis dengan apa yang terjadi dalam hidupnya.
Pikiran kita dapat menuntun kita ke apa yang ingin kita capai. Tapi disadari atau tidak, kita seringkali berpikir tentang apa yang tidak kita inginkan. Contohnya ketika kita mau mulai bisnis, kita berpikir bagaimana kalau gagal, bagaimana kalau ditipu, bagaimana kalau rugi, dan lain sebagainya. Atau ketika kita mendapat kesempatan berbicara di depan banyak orang, tanpa kita sadari kita berpikir bagaimana jika salah ngomong, bagaimana jika omongan kita tidak diperhatikan, dan lain sebagainya.

Mulai sekarang, kita ubah pola pikir kita. Setiap ada tantangan yang ada pikirkanlah bahwa kita dapat mengatasinya. Pikirkanlah apa yang benar-benar ingin kita capai. Walaupun memang kita tidak akan bisa memantau semua pikiran sadar ataupun pikiran tak sadar kita. Karena pikiran tidak pernah berhenti. Tapi setidaknya, ketika pikiran kita melemahkan kita, segera balikkan pikiran itu untuk memikirkan pemikiran yang menguatkan kita. 

Read More

Rabu, 20 Juni 2018

Jika Galau, Lakukan Hal Positif yang Anda Sukai


Jika kita merasa galau ketika mendapatkan suatu masalah. Jangan mengambil sikap emosi atau sikap negatif lainnya. Tapi sebaiknya kita bisa melakukan hal positif yang kita sukai. 

Karena tahukah Anda, banyak sekali karya di dunia ini yang dihasilkan ketika si pembuatnya sedang galau karena masalah yang ia alami. Ada yang menghasilkan Novel, ada yang menghasilkan lukisan, puisi, lagu, dan lain sebagainya.

Jadi, saat Anda galau, lakukanlah hal positif yang Anda sukai dan buatlah karya yang terbaik. Karena pada kondisi galau, kita akan merasa jauh lebih nyaman ketika kita berkarya sesuai dengan bidang yang kita sukai.

Read More

Cara Agar Move On dari Masalah


Sebenarnya apa sih artinya move on?

Move On terdiri dari dua kata, move, dan on. Move artinya pindah dan on artinya nyala (hehehe. . .). Jadi Move On itu bro artinya pindah nyala. Atau dengan kata lain. Pindah dari suatu kondisi yang galau, dan nyalakan semangat untuk berubah ke arah yang lebih baik.

Tapi banyak yang sulit dan memang praktiknya tidak gampang. Kebanyakan dari kita begitu mendapat masalah bawaannya selalu mengingat-ingat masalah itu. Walaupun masalah itu sudah menjadi masa lalu.

Ketika nyetir mobil, tentu ada kaca di depan, dan juga ada spion. Spion itu ibarat gambaran masa lalu kita. Tentu saat nyetir mobil, sesekali kita harus lihat spion. Tapi fokus utama kita adalah melihat ke depan. Melihat spion hanya pada saat-saat tertentu saja. Jika terlalu fokus pada spion, mobil bisa nabrak. Sama seperti hidup ini, masa lalu boleh kita ingat untuk mengevaluasi dan sebagai pembelajaran. Tapi fokus utama kita adalah di masa kini untuk menyambut masa depan yang lebih baik.

Tapi kan susah melupakan masa lalu?
Hadeuhhh. . . . . 

Gini, Misalkan kita nonton lawak di sebuah studio. Yang ngelawak misalakan si Sule.

Begitu Sule mulai ngelawak sampai acara selesai, semua penonton tertawa terbahak-bahak, bahkan ada yang hingga terpingkal-pingkal.

Hari berikutnya Sule ngelawak lagi di depan penonton yang sama pada tempat yang sama. Dan pada hari itu, bahan lawakannya sama percis. Semua penonton masih tertawa walau tidak seheboh di hari pertama.

Besoknya, Sule ngelawak lagi di depan penonton yang sama dan di tempat yang sama. Bahan lawakannya masih sama seperti sebelumnya. Ternyata yang ketawa saat itu sekitar 75% dari penonton.

Besoknya lagi, Sule ngelawak dan masih di depan penonton yang sama dan di tempat yang sama. Bahan lawakannya pun masih sama. Saat itu, yang tertawa tinggal setengahnya dari jumlah penonton yang ada.

Besoknya juga demikian dan yang ketawa tinggal seperempatnya. 

Besoknya lagi, ternyata tidak ada yang tertawa sama sekali.

Nah setelah itu, di hari ke tujuh, Sule ngelawak lagi di depan penonton yang sama, dengan bahan lawakan yang sama. Apa reaksi penonton. Rupanya bukan hanya tidak ada yang tertawa, semua penonton bahkan kesal dan melempar benda-benda ke panggung. Di antara mereka ada yang berteriak-teriak karena kesalnya dan lain sebagainya.

Saya, Anda, dan saya yakin kita semua, ketika kita menonton lawak dengan bahan lawakan yang sama tentu tertawanya akan semakin berkurang dan bahkan akan kesal jika terus menerus. Apa artinya? Artinya kita tidak bisa tertawa pada lelucon yang sama.

Pertanyaannya, jika kita tidak bisa tertawa pada lelucon yang sama. Kenapa kita bisa selalu menangis pada masalah yang sama?

Pada dasarnya ada tiga jenis waktu, masa lalu, masa kini, dan masa depan. Dan yang bisa kita genggam atau bisa kita isi adalah masa kini, ya, hanya masa kini. 

Masa lalu hanya bisa kita kenang, kita ingat, tapi takkan pernah bisa kita ubah. Jadi buat apa terus memikirka masa lalu. Sedangkan masa depan kita takkan pernah tau. Yang bisa kita lakukan hanyalah merencanakan. Dan buat apa juga kita mencemaskan masa depan.

Kita harus fokus pada masa kini, lakukan apa yang menjadi tujuan dan impian kita agar masa depan kita nantinya lebih baik dibandingkan masa lalu kita.

Karena Barangsiapa yang hari ini sama dengan hari kemarin maka ia merugi. Dan barangsiapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin maka ia celaka. Jadi, buatlah hari ini selalu lebih baik dari hari kemarin. Move on, pindahlah dari suatu kondisi yang kurang begitu baik dan nyalakan semangat untuk meraih kondisi yang terang benderang.

Read More

Rumus Agar Kondisi Tetap Positif Walau Banyak Masalah


Masalah itu ibarat batu yang ada di tengah perjalanan kita. Namun batu itu bisa jadi batu sandungan, atau bisa juga jadi batu loncatan. Tergantung cara kita menyikapinya. Maka jadikanlah masalah sebagai teman kita untuk membuat kita semakin lebih baik lagi. Tapi bukan berarti kita harus cari-cari masalah loh ya 

Bicara soal berpikir positif. Saya punya rumus nih

K = M + R

K =  Kondisi             M = Masalah           R = Respon

Jika Masalah adalah sesuatu yang negatif, maka kondisi bisa negatif, tapi bisa juga positif. Tergantung dari respon kita apakah negatif ataukah positif.

Misalkan masalah nilainya -5, Dan respon kita terhadap masalah itu -5, maka Kondisinya adalah -10. Namun jika masalahnya -5, tapi respon kita +10, maka Kondisi +5.

Artinya setiap manusia boleh jadi mendapatkan masalah yang sama besar. Tapi kondisi yang diterima setiap orang berbeda, tergantung respon setiap orang terhadap masalah itu.

Sebagai contoh misalkan cerita tentang Wanita yang bunuh diri gara-gara potongan rambutnya salah. Mungkin masalahnya hanya -1, tapi respon dia -100. Berarti kondisinya -101. Minus dan akhirnya ia bunuh diri.

Lain halnya dengan cerita tentang seorang pengusaha properti yang punya hutang sangat banyak sekali, namun bisa mengubah hutang itu menjadi kekayaan. Mungkin masalahnya -1000. Tapi respon dia +2000. Maka Kondisinya adalah +1000.

Jadi seberapa besar masalah yang kita dapat, selama respon kita positif dan lebih besar dari masalah itu, maka kondisi yang kita terima akan positif. Namun sebaliknya, walaupun masalah kita kecil, jika respon kita negatif, maka akan menimbulkan kondisi yang negatif.

Read More

3 Manfaat dari Masalah yang Kita Alami


Kita seringkali mengeluh dan berpikir negatif ketika ada masalah. Tapi sebenarnya masalah itu banyak banget manfaatnya. Berikut beberapa manfaat masalah:

MASALAH MEMBUAT KITA LEBIH TAU

Jika pada suatu perjalanan tiba-tiba menyasar ke jalan yang salah, sisi positifnya adalah Anda tau jalan yang baru. Jika Anda menemukan soal yang belum pernah dipelajari saat Anda ujian, maka Anda tau hal yang belum Anda tau sebelumnya. Atau ketika kita belajar naik sepeda, mungkin diawal-awal sering terjatuh. Tapi setiap kali terjatuh kita menjadi lebih tau bagaimana agar tidak terjatuh.

Artinya masalah yang datang sebenarnya membuat kita tau tentang hal yang sebelumnya belum kita tau.

MASALAH MEMBUAT KITA LEBIH KUAT

Seorang penjaga gawang tidak akan teruji apabila tidak ada serangan dari lawan. Semakin banyak serangan lawan, penjaga gawang akan selalu berusaha semakin kuat dalam menjaga gawangnya. 

Ada seorang anak yang melihat kepompong. Ia melihat ada calon kupu-kupu yang berusaha keras untuk keluar dari kepompongnya. Kemudian si anak itu mengambil gunting dan menggunting kepompong itu untuk membantu si kupu-kupu keluar dari kepompongnya. Anak itu senang sekali karena si kupu-kupu bisa keluar dari kepompongnya dengan bantuannya.

Anak itu memelihata kupu-kupu itu. Namun ada sesuatu yang aneh. Setelah beberapa hari kupu-kupu itu belum bisa terbang. Dan di hari-hari berikutnya pun kupu-kupu itu memang tidak bisa terbang.

Rupanya, saat kupu-kupu sedang berusaha keras untuk keluar dari kepongnya dengan sayap-sayapnya, justru itulah yang membuat otot-otot sayap si kupu-kupu semakin kuat dan setelah keluar bisa terbang. Tapi ketika si anak tadi membantunya untuk keluar. Artinya si kupu-kupu itu tidak melatih otot-otot sayapnya. Akibatnya kupu-kupu itu tidak bisa terbang.

Banyak pengusaha yang kaya raya dari hasil usahanya. Banyak di antara meraka berawal dari kehidupan nyang miskin. Mereka berusaha keras, berjuang, walau melewati berkali-kali kegagalan tapi mereka terus berusaha mencapai kesuksesan. Justru saat mereka didera kegagalan demi kegagalan, di saat itulah mereka sedang dikuatkan mentalnya.

Seorang wanita yang bernama Evelyn Adams adalah seorang wanita yang paling beruntung. Karena pada tahun 1985 dan tahun 1986 ia mendapatkan lotere sebesar USD 5,4 juta atau lebih dari 54 milyar rupiah. Namun uang hasil kemenangannya itu habis sama sekali, dan sebagian besar uang itu habis di mesin jackpot, atau judi. Akhirnya wanita itu harus menjadi gelandangan.

Si pengusaha yang telah melewati kegagalan dan Evelyn Adams sama-sama menghasilkan kekayaan. Namun si pengusaha sukses telah melewati berbagai kegagalan dan ia memiliki pondasi yang kuat dalam hidupnya. Lain halnya dengan Evelyn Adams yang tiba-tiba kaya dalam sekejab, ia rupanya tidak siap dan tidak memiliki pondasi yang kuat. Akhirnya ia tergoda untuk judi dan menghabiskan semua uangnya.

Masalah memang membuat kita harus berjuang lebih keras. Tapi justru maslah itulah yang membuat diri kita lebih kuat dari sebelumnya ketika kita bisa melaluinya.

MASALAH MEMBUAT KITA LEBIH DEWASA

Ketika kita telah berasil melewati sebuah masalah. Kita akan semakin dewasa dalam mengarungi hidup ini. Kita akan selalu memperbaiki sikap dan menghadapi masalah lebih dewasa.

Masalah itu ibarat batu yang ada di tengah perjalanan kita. Namun batu itu bisa jadi batu sandungan, atau bisa juga jadi batu loncatan. Tergantung cara kita menyikapinya. Maka jadikanlah masalah sebagai teman kita untuk membuat kita semakin lebih baik lagi. Tapi bukan berarti kita harus cari-cari masalah loh ya 

Read More

Tetaplah Berpikir Positif Walau ada Masalah


Hidup ini unik. Untuk meraih apa yang kita inginkan, seringkali kita diuji dulu dengan sesuatu yang tidak kita inginkan. Misalkan seorang yang ingin sukses dalam bisnisnya, mungkin diuji dulu dengan kebangkrutan, atau kegagalan lain. Seringkali kita berpikir negatif dari suatu hal yang terjadi pada diri kita. Seringkali kita hanya melihat potongan puzzle dalam hidup kita. Tapi kita tidak meyakini bahwa setiap kepingan puzzle itu akan menggambarkan sesuatu yang indah pada hidup kita.

Yakinlah bahwa Allah akan memberikan yang terbaik untuk kita. Walau mungkin saat ini kita sedang didera masalah. Tapi coba pikirkan, jika hidup tak pernah ada masalah, selalu senang, selalu tertawa, selalu happy. Maka rasa senang itu semakin lama akan semakin tidak berharga. Seperti halnya emas. Emas menjadi barang yang berharga karena untuk mencarinya memang sulit. Butuh proses dan tak mudah untuk ditemukan.

Kita seringkali mengeluh dan berpikir negatif ketika ada masalah. Tapi sebenarnya masalah itu banyak banget manfaatnya. 
Read More

Agar Tidak Emosi, Ambil Jeda


Karena pikiran bawah sadar bisa otomatis muncul saat masalah muncul, maka terkadang kita perlu mengambil jeda dari setiap masalah yang kita alami. Jika kita mendapat masalah, dan muncul emosi negatif pada pikiran kita, ambillah napas panjang sejenak. Cobalah untuk berpikir positif, berpikir lebih jernih. Karena sikap yang diambil dengan emosi negatif bisa mengakibatkan penyesalan dan galau semakin besar.

Contoh seperti cerita berikut ini :
Sebuah keluarga dihuni oleh ayah, ibu dan anaknya yang masih kecil. Mereka memelihara anjing di rumahnya.

Suatu ketika ayah dan ibunya si anak itu hendak pergi karena ada suatu acara. Si anak itu sedang tidur dan terpaksa ditinggalkan sendiri.

Sekembalinya dari acara tersebut. Si ayah pulang ke rumah disambut anjing peliharaannya yang terus mengonggong. Si ayah merasa heran, mengapa anjingnya terus mengonggong dan di mulutnya terlihat ada darah.
Kemudian si ayah memikirkan hal yang tak ia inginkan terjadi. Si ayah pun bergegas ke kamar anaknya dengan rasa panik. Dan ternyata ia begitu terkejut dengan apa yang dilihatnya. Anaknya terkapar di ranjangnya dengan berlumuran darah di selimutnya.

Lantas ia begitu emosi. Ia segera mengambil balok kayu dan menghampiri anjing peliharaannya. Ia yang berpikir kalau anjingnya telah menggigit anaknya hingga berlumuran darah segera meluapkan emosinya pada anjingnya itu. Ia memukuli anjingnya sekeras mungkin dengan balok kayu. Berulang kali hingga akhirnya anjingnya mati terkapar.

Kemudian istrinya yang berada di kamar anaknya memanggilnya,
“Mas. . . mas.. .  .cepat kemari!!!” ucap istrinya.

Ia memberitahukan suaminya tentang apa yang dilihatnya. Rupanya di samping ranjang anaknya itu ada ular besar yang telah mati berlumuran darah. Terlihat bekas gigitan di tubuh si ular itu. Kemudian anaknya terbangun dari tidurnya dan ternyata tak mengalami luka apapun.

Akhirnya ayah anak itu baru mengerti kalau darah yang ada di selimut anaknya adalah darah ular yang digigit anjingnya. Ternyata anjingnya telah menyelamatkan anaknya dari bahaya gigitan ular. Ia begitu menyesal sekali telah membunuh anjingnya tanpa melihat terlebih dahulu apa yang sebenarnya terjadi.

Dari cerita di atas kita dapat menyimpulkan bahwa penting untuk mengambil jeda ketika ada suatu masalah terjadi. Untuk memberikan waktu pada logika tentang apa yang sebenarnya terjadi. Untuk meredakan emosi yang mungkin menguasai diri kita yang dapat berakibat buruk.

Jadi ketika ada suatu masalah yang menimpa kita, cobalah untuk mengambil napas panjang dan menghembuskan kembali. Cobalah untuk berpikir positif, tanyakan pada diri dengan kata “apa”, bukan kata “kenapa”. Atau lebih baik juga bisa mengambil wudhu dan sholat.

Read More

Menentukan Sikap dari Masalah


Sikap kita ditentukan oleh pikiran kita. Besar kecilnya masalah bukanlah yang mempengaruhi sukses atau gagalnya kehidupan seseorang. Tapi sikap yang kita ambil dari masalah itu.

Memang tak mudah untuk menentukan sikap yang selalu positif. Karena sikap dibentuk dari pikiran yang muncul. Dan pikiran tidak berhenti. Pikiran bisa otomatis muncul ketika ada masalah yang tiba-tiba muncul di hadapan kita.

Dari masalah yang muncul, jika pikiran kita negatif, maka sikap kita akan negatif. Bisa emosi pada diri sendiri. Orang stress yang selalu bertanya kata tanya “kenapa” dan menyalahkan diri sendiri dan keadaan. Bisa juga emosi terhadap orang lain atau hal apapun yang ada di sekitarnya.

Jika kita merasa galau akan masalah yang kita hadapi, kita dapat mengambil sikap yang positif. Selain dengan cara mengubah galau negatif itu menjadi galau positif seperti yang telah dibahas di bab sebelumnya, yaitu dengan mengganti kata tanya yang kita tanya pada diri kita sendiri dari kata “kenapa” jadi kata “apa”. Ada juga beberapa hal yang bisa kita sikapi agar kegalauan bisa kita ubah. Akan dibahas di artikel selanjutnya.

Read More

Kamis, 14 Juni 2018

3 Level Galau Negatif yang Harus dihindari



Galau negatif memiliki beberapa level yang semakin tinggi levelnya, maka akibatnya pun akan semakin dahsyat.
  • ·         Galau Level Rendah

Galau level rendah pada umumnya hampir setiap orang mengalaminya. Ini tingkatan galau yang paling tidak berbahaya. Akibat dari terjangkit galau ini adalah ragu dalam mengambil keputusan, bingung, kadang melamun, dan lain sebagainya 

  • ·         Galau Level Sedang

Galau level sedang adalah galau yang berakibat pada terganggunya aktivitas lain yang bisa berakibat kurang baik. Misalkan, saking galaunya sampai-sampai lupa makan, nggak bisa tidur, dan lain sebagainya.

  • ·         Galau Level Tinggi

Nah, ini galau yang levelnya tinggi. Galau ini harus benar-benar diatasi. Ini level yang paling kronis. Akibat dari galau dengan level tinggi ini bisa menyebabkan si penderita stress, teriak-teriak sendiri, marah-marah, bahkan yang paling ekstrim sampai bunuh diri dan melakukan pengrusakan.


Ketiga galau negatif tersebut harus dihindari. Bagaimana cara menghindarinya, baca di artikel sebelumnya
Read More

Cara Mengatasi Stres Hanya dengan Mengganti Satu Kata



Ketika menghadapi masalah, orang yang Galau Negatif lebih banyak bertanya pada dirinya sendiri pakai kata tanya kenapa, contoh:
“Kenapa ini semua menimpa saya?”
“Kenapa semua ini mesti terjadi?”
“Kenapa ini nggak sesuai dengan harapan saya?”
“Kenapa mesti saya yang mengalami kejadian ini?”
Dan lain sebagainya.

Coba saja bayangin yang lagi galau akut biasanya bertanya pada dirinya pake kata tanya kenapa sambil nyalain shower di kamar mandi, sambil banting-banting bantal, sambil pukul-pukul dinding, sambil cakar-cakar pohon, atau sambil korek-korek tanah.

Orang yang lebih banyak bertanya pada dirinya sendiri dengan kata tanya “kenapa” tidak akan menemukan solusinya. Justru akan menimbulkan penyesalan yang membuat mereka menjadi stress.

Sementara orang yang galau positif lebih banyak bertanya pada dirinya sendiri pakai kata tanya “apa”, contoh :
“Apa hal positif yang bisa saya petik dari kejadian ini?”
“Apa makna dari kejadian ini?”
“Apa yang harus saya lakukan agar kejadian ini tak terulang kembali?”
Dan lain sebagainya.

Orang yang lebih banyak bertanya pada dirinya sendiri pakai kata tanya “apa” akan menemukan solusi dari masalah yang ia hadapi. Sehingga ia tidak mengalami stress seperti orang yang bertanya pada dirinya sendiri pakai kata tanya “kenapa”. Dengan kata tanya “apa”, ia akan mengevaluasi yang telah terjadi dan memperbaiki kondisi di masa yang akan datang.

Saya akan memberikan sebuah contoh cerita lagi di bawah ini :

Contoh Cerita :
Usai bekerja di kantor, seorang pemuda hendak melaksanakan sholat Jum’at di sebuah mesjid. Ia parkir sepatunya di depan pintu masuk. Namun usai sholat jum’at ternyata ia tak menemukan sepatunya di tempatnya. Sepatunya telah raib entah kemana.

Dari cerita di atas, si pemuda itu bisa mengalami galau negatif atau juga justru menjadi galau positif yang menemukan solusi. Itu tergantung dari sikap apa yang ia ambil ketika mengalami kejadian itu.

Bila si pemuda bertanya pada dirinya sendiri dengan kata tanya “kenapa”, si pemuda itu tentu akan mengalami galau negatif,

“Uuhh kenapa sih sepatu baru udah hilang?”
“Kenapa sih di masjid kok ada maling?”
“Kenapa sih mau niat ibadah malah kehilangan sepatu?”
“Kenapa mesti sepatu saya yang ilang?”
Dan lain sebagainya.

Jika si pemuda itu bertanya seperti itu, ia tak akan menemukan solusinya. Justru ia akan mengalami galau negatif yang berujung pada stress.

Tapi lain halnya jika ia bertanya menggunakan kata tanya “apa”
“Apa hal positif yang bisa saya petik dari kejadian ini?”

> Oh mungkin ini peringatan untuk lebih banyak beramal”

> “Oh, mungkin saya harus lebih banyak bersyukur.”

> “Oh mungkin ini tandanya saya bakal punya sepatu baru lagi.”

“Apa yang harus saya antisipasi agar ini tidak terjadi lagi?”

> “Oh, lain kali saya harus titipkan sepatu di tempat penitipan.

Si pemuda itu akan dapat solusinya atau setidaknya ia akan tetap tenang jika ia bertanya pada dirinya sendiri pakai kata tanya “apa” ketika ia mengalami hal itu.


Read More